Rabu, 23 November 2016

Hujan (Mengingat Thales, filosof pertama yunani)

Teringat dg Thales, filosof yunani pertama, ‎air yg cair itu adalah pangkal, pokok dan dasar segalanya. Semua barang terjadi dari air dan semuanya kembali pada air pula. Sebagai orang pesisir, Thales melihat ‎bahwa setiap hari air laut menjadi sumber hidup. Dan di mesir, ia melihatnya betapa rakyat disana sangat bergantung pada air, sungai Nil. Sesekali, ketika ia melihat samudra, ia takjub bahwa sewaktu-waktu air bisa menggulung dan menghanyutkan, air musnahkan segala kehidupan. Demikianlah, Thales berpandangan air tidak pernah berkeputusan. Baginya, air adalah sebab yang pertama bagi segalanya, juga air adalah akhir dari segala. Asalnya air, akhirpun air. Atau air adalah substrat (bingkai) dan substansi (isi). Maka, Aristoteles berkesimpulan dg ajaran Thales "Semuanya itu Air". Wallahu 'alam bish showab.

(disadur dari Alam Pikiran Yunani - M. Hatta)

Kamis, 29 September 2016

Dualisme



Dalam banyak hal, jamak kita jumpai mindset orang di sekitar kita yang cukup bisa disebut ambigu. Hal tersebut disebut Dualisme. Sadar atau tanpa sadar, doktrin dualisme memang sudah mendarah-daging di sekitar kita. Banyak orang yang berkata bahwa "zina tidak apa, yang terpenting hatinya suci", "lebih baik kafir tapi dermawan, daripada muslim tapi kikir" dan bermacam ungkapan kontradiktif yang sering kita jumpai. Seorang dualis memandang fakta secara mendua. Jiwa-raga (mind-body) tidak saling terkait karena berbeda komposisi. Akal bisa saja jahat, materi tetaplah suci. Atau sebaliknya, jiwa selalu dianggap baik, raga sudah pasti jahat. Padahal, dari jiwalah kehendak berbuat itu timbul. Jika pun jiwa putih, maka sudah sepantasnya raga juga putih. Jikalau, jiwa memang berhendak buruk, raga pun berhendak buruk jua. Dalam islam, kerja raga adalah suruhan jiwa (innama al-a'mal bi al niyyat).
Nampaknya, doktrin dualisme telah memenuhi mindset masyarakat modern. Kemudian mindset yang absurd ini akan melahirkan istilah "penjahat yang santun", "koruptor yang dermawan", "kafir yang baik", "pelacur yang moralis" dll. Kebenaran menjadi dua, objektif dan subjektif. Bahkan di jaman postmo kebenaran menjadi dua, relative dan absolute. Dalam islam, konsep tauhid inherent dalam semua konsep, tentu asalkan sang subjek berpikir tauhidi. Dualisme akhirnya bisa menjadi perselingkuhan intelektual. Hatinya berdzikir tapi pikirannya menghujat. Wallahu a'lam bi as-showab.


Alfaqir
15/08/2016
Medan Tempur KKN
(mengutip dari buku MISYKAT, Hamid Fahmy Zarkasyi. Di terbitkan oleh INSISTS dan MIUMI).

Minggu, 03 Juli 2016

Pawai Takbir Keliling yang dibikin Pusing Tujuh Keliling

Entah, terkena syndrome apa khalayak ramai indonesia dewasa ini. Sedikit-sedikit heboh, sedikit-sedikit kafir, sedikit-sedikit jadi viral, sedikit-sedikit nge-judge dan sedikit-sedikit dugem (yg terakhir tidak termasuk ye hehe). Yang terbaru adalah menyoal Peraturan Daerah (perda) di beberapa daerah yg sedikit menyenggol ketenangan "Pawai Takbir Keliling". Apa pasal? Beberapa Pemerintah Daerah (Pemda) tersebut melarang diadakannya Pawai Takbir Keliling yang akan dilaksanakan pada malam menjelang Idul Fitri di daerah masing-masing. Rerata, alasan yg di pakai oleh Pemerintah Daerah tersebut menyoal ketenangan, keamanan, ketertiban dll yg menyangkut harkat hidup orang banyak (macet, sampah, bising, pelanggaran lalin dll). 

Atas kejadian tersebut, banyak netizen yg geram, yg banyak mempertanyakan tentang "keberpihakan" Pemda tersebut terhadap Islam,‎ yg membandingkan dg acara "kafir" yg di perbolehkan bahkan di "ayomi" oleh Pemda tersebut (perayaan tahun baru, pawai suporter dll), yg gk terima atas laku Pemda yg seakan pilih kasih dll. Banyak yang curiga, bahwa kejadian tersebut termasuk kedalam proyek pelemahan Islam yg di danai atau di dukung oleh Wahyudi, Nasirun, Zinois dll. Tanpa menafikkan itu semua, mari kita sejenak berkhusnudzan bersama atas "kejadian" tersebut.

Ada sebuah kisah yg biasa-biasa saja sebenarnya, namun sampai saat ini membekas dalam batin saya. Dalam sebuah majlis ilmu yg pernah saya ikuti, ada seorang teman yg tiba-tiba menanyakan kepada sang kiai tentang pandangan beliau terhadap takbir keliling, boleh atau tidak dilaksanakan. Teman saya ini memang suka menanyakan hal-hal yg diluar "mainstream", padahal pada majlis ilmu tersebut sedang membahas kitab Fatkhul Majid, kitab yg membahas tentang Tauhid, terus apa hubungan pertanyaan tersebut dg materi yg disampaikan? Entah, namun sang kiai tetap meladeni pertanyaan tersebut. Sang kiai adalag seorang kiai sepuh, "penggede" organisasi dakwah di Lamongan, ia pernah berdakwah hingga ke pelosok-pelosok daerah di kalimantan, dll. 

Dengan nada yg lembut dan pelan-pelan, sang kiai tersebut menjawab, apa jawaban sang kiai? Beliau menjawab bahwa sah-sah saja takbir keliling tersebut dilakukan, namun kita juga harus mempertimbangkan aspek yang lain. Jika takbir keliling kemudian memunculkan madharat yg banyak dan tidak mencerminkan akhlaq qur'ani, maka sebaiknya tidak dilaksakan. Kemudian beliau menjawab lagi, sebenarnya apa tujuan dari takbir keliling? tujuan takbir keliling adalah syiar islam, memperkenalkan "Ini loh Islam", mempopulerkan islam agar islam masuk kedalam sendi-sendi kehidupan. Beliau menyambung, jika takbir keliling itu dilaksanakan di Kota Lamongan (beliau memberi contoh) maka lebih baik tidak usah di laksanakan, karena mayoritas penduduk kota lamongan adalah Islam, tidak terlalu "urgent" utk diadakan, harus pakai metode yang lain. Berbeda hal jika takbir keliling di lakukan di Papua yang mayoritas non-islam (beliau memberi contoh lagi), takbir keliling boleh lah di laksanakan disana, sebagai bentuk upaya menggiatkan islam sebagai minoritas. Kemudian beliau menambahkan lagi dengan refleksi atas pelaksanaan takbir keliling yg pasti mengeluarkan tenaga dan biaya yg tidak sedikit, bukankah lebih efektif jika hal tersebut di peruntukkan utk hal yg lebih membutuhkan.

Nah, menurut hemat saya, yg masih 'cetek' ilmu agama nya, dilarangnya pelaksanaan Pawai Takbir Keliling di beberapa daerah harus di pandang dg hati yg jernih. Harus di lihat seberapa manfaat dan mafsadat, bukankah dalam kaidah Ushul Fiqh di sebutkan bahwa "Menolak mafsadat lebih utama daripada mengambil manfaat"?. Dan Ibnu Taimiyah mengatakan, jika keduanya bertemu (mafsadat dan manfaat) maka wajib menimbang antara keduanya siapakah yg paling kuat. Jika yg hal tersebut dapat memberikan banyak manfaat dan minim mafsadat, yasudah di lakukan saja (contohnya seperti di Papua diatas), begitu juga sebaliknya.

Ihwal kejadian ini, ya mari kita berfikir ulang, berapa biaya yg harus di keluarkan? Berapa tenaga? Belum lagi nanti ada yg mati konyol karena pelanggaran lalu lintas, belum lagi sampah yg menggunung, belum lagi macet yg menggulung. Bukankah Nabi Muhammad menyerukan untuk memperbanyak takbir? Bukan menyeru utk 'war-wer-wor' kan? Bukan menganjurkan 'jeledar-jeledor' gema takbir di iringi dg gema merconan kan?. Cukuplah dengan speaker masjid menjadi media syiar islam sembari berbungah bertakbir bersama handa-taulan, sahabat karib, teman sejawat. Saling khusuk menggemakan takbir demi menyambut hari kemenangan. Toh juga bisa menghemat tenaga utk menyambut hari esok agar tidak 'ceglak-cegluk' pada saat sholat ied. Ya bagaimana menggembirakan Hari Raya yg mulia ini dengan banyak manfaat, bukan menambah mafsadat.

Namun, semuanya itu kembali ke masing-masing diri lah. Mending sekarang pergi ke bengkel ganti knalpot yang 'blong', 'war-wer-wor' biar semuanya tau, islam itu SANGAR bung. Mending dari sekarang pergi ke pasar, bongkar 'celengen' buat beli 'Jeledoran' kembang api seratus-ribuan. Mending sekarang tes vocal, biar besok bisa teriak kenceng-kenceng "TOLAK WAHYUDI" "WAHYUDI LAKNAT" "WAHYUDI AN***G". Daripada baca tulisan yang 'mekso' bermutu tapi 'cetek' ilmu, ra payu!. Yasudah, se-bahagia-mu. 

Tanpa bermaksud memperkeruh suasana atau apa, hanya bermaksud utk "wa ta waa shoubil haqqi, wa ta waa shoubish shobr". Toh saya sendiri belum pernah ikut Pawai Takbir Keliling kecuali sekali, itupun di pelosok desa di jogja yg islam sendiri belum menjadi mayoritas dan itupun sangat sederhana, bermodal obor dan sedikit tetabuhan sembari bertakbir keliling desa bersama anak-anak TPA yg berjumlah tak lebih dari 50.an. Saya juga sadar diri, hanya anak ingusan yg 'cetek' ilmu, masih urakan, kadang menyepelakan kewajiban, dan tentunya faqir di hadapan-Nya. Semoga bermanfaat, itu saja. Tabik!

Lestarikan kebebalan!.

Selasa, 03 Mei 2016

PETANI VS NEGARA - Dr. MUSTAIN ; Notulensi Ngobook (Ngobrol Buku) #5

Notulensi NGOBOOK :
Bedah buku : PETANI VS NEGARA - Dr. MUSTAIN
Pemantik : Fajri "boncel" Fauzi (kader IMM FP UMY 2013)
Notulensi oleh : Imam Fakhruroji (kader IMM FISIPOL UMY 2013)
Tempat di Angkringan Tamanan Banguntaman Bantul


Sepanjang sejarah bangsa, konflik pertanahan memang selalu menyeruak di negeri agraris ini. Dari rekaman berbagai kasus sengketa tanah yang pernah ada, mulai dari zaman pemerintahan kolonial Hindia Belanda hingga rezim orde baru , mulai dari kasus Cilegon Banten (1888), Cimacan Bandung (1989), Jenggawah Jember (1995), hingga Kalibakar Malang Selatan (1997), selalu saja menempatkan petani dalam posisi berhadap-hadapan dengan penguasa. Dalam posisi seperti ini sudah barang tentu resistensi petani tak bisa dielakkan. Konflik ini, dalam catatan Onghokham (1994) sejak pemberontakan Diponegoro berakhir (1830) hingga permulaan pergerakan nasional (1908), terhitung lebih dari 100 pemberontakan dan keresahan petani terjadi.Keberadaan tanah bagi petani selain berniali ekonomis, sebagai sumber penghidupan (Moore, 1966) juga bermakna magis-religio-kosmis (Topatimasang, 1998; Dhakidae, 1979; Basyar, 1979) dan bahkan idiologis. Ironisnya, sejak zaman kolonial bahkan jauh sebelumnya yakni dimasa kerajaan , hingga kini sejarah pertanahan (yang identik dengan nasib kehidupan petani itu) tidak banyak menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan. Kehidupan petani selalu terombang-ambing oleh ketidakpastian akibat kebijakan negara tentang pertanahan yang sering berubah-ubah.

Sabtu, 16 April 2016

ISLAM DAN SOSIALISME – HOS TJOKROAMINOTO ; Notulensi Ngobook (Ngobrol Buku) #4

Notulensi NGOBOOK :
Bedah buku : Islam dan Sosialisme - HOS Tjokroaminoto
Pemantik : Affan Qolbi (kader IMM FISIP UMY 2013)
Notulensi oleh : Alief Yoga DH (kader IMM FAI UMY 2013)
Tempat di Angkringan Kangharjo Sotosewu
Pukul 23 :17 wib tgl 15 April 2016
 
ISLAM DAN SOSIALISME – HOS TJOKROAMINOTO
A.    Biografi singkat
Salah satu pahlawan pergerakan nasional yang dikenal dengan nama Raden Hajdi Oemar Said Tjokroaminoto dilahirkan pada tanggal 16 Agustus 1882 di Desa Bukur, Madiun, Jawa Timur, Indonesia.
H.O.S Tjokroaminoto masuk pangreh praja setelah dia menamatkan studi di OSVIA, Magelang pada tahun 1990. Kurang lebih selama 7 tahun ia bergabung dalam keanggotaan pangreh praja, kemudian ia keluar di tahun 1907 karena sistem pendidikan di sana yang dinilai berbau feodal.
Di Indonesia, dia adalah ketua dari Sarekat Islam (SI) di Surabaya. Dia mulai bergabung dengan Sarekat Islam sejak bulan Mei 1912. Sebelum menjabat sebagai ketua SI, dia bekerja sebagai teknisi di Pabrik Gula Rogojampi. Selain sebagai pimpinan SI, dia dianggap guru yang patut diteladani. Ajaran dan didikannya terhadap muridnya melahirkan beberapa tokoh nasional lain, seperti : Kartosuwiryo (berhaluan agamis), Muso Alimin (berhaluan sosialis/komunis), dan Soekarno (berhaluan nasionalis). Soekarno, salah satu murid H.O.S Cokroaminoto, adalah tokoh proklamator dan nasionalis yang menjabat sebagai presiden pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedangkan Muso merupakan pelopor pemberontakan PKI di Madiun, Indonesia. Muridnya yang lain, Kartosuwiroyo, yang menginginkan terbentuknya Negara Islam Indonesia menjadi dalang dari gerakan DI/TII.
H.O.S Tjokroaminoto sempat ditangkap oleh Belanda di bulan Agustus 1921. Cukup setahun dia harus tinggal dibalik jeruji besi, kemudian dia dibebaskan di bulan April 1922. Setelah bebas, ia mendirikan markas di Kedung Jati di tahun 1922. Di tahun yang sama, ia juga mendirikan Pembangunan Persatuan.
Di bulan September 1922, dia mulai menulis dan menerbitkan sebuah artikel berseri berjudul "Islam dan Sosialisme" di Soeara Boemiputera. H.O.S Tjokroaminoto menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 17 Desember 1934 di Yogyakarta, Indonesia, karena penyakit yang dideritanya. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Pekuncen, Yogyakarta, Indonesia[1].
B.     Sosialisme
Berawal dari bahasa latin “socius”, maknanya dalam bahasa belanda : maker; dalam bahasa melayu: teman; dalam bahasa jawa: kita; dan dalam bahasa arab : sahabat. Jadi dalam paham sosialisme, berakar angan-angan yang nikmat, yaitu : kameraadschap; pertemanan; muhasabah atau muasyarah kekancan. Sosialisme mengutamakan paham “pertemanan” atau “persahabatan” dan bertentangan dengan “individualisme”. Sosialisme menhendaki cara hidup “ satu untuk semua dan semua untuk satu”, atau dengan kalimat lain yaitu cara hidup yang hendak mempertunjukkan kita bahwa memikul tanggung jawab atau perbuatan kita satu sama lain. Atau dengan mudah kita pahami, sosialisme menghendaki “hasil alat produksi adalah milik bersama” kemudian “hasil tersebut di atur dengan memenuhi persyaratan hajat hidup orang banyak”.
Menurut HOS Tjokroaminoto, sosialisme memiliki empat kecondongan atau jenis :
1.      Social-democratie : menghendaki bahwa hajat hidup orang banyak, gemeenschap, di atur oleh satu kepala pemerintahan yang dipilih secara demokratis.
2.      Anarchisme : menghendaki gemeenschap itu bukan untuk manusia yang hidup bersama, tapi hanya golongan-golongan pekerja belaka.
3.      Staats-sosialisme : yaitu sosialisme yang di atur oleh Negara.
4.      Akker-sosialisme : yaitu sosialisme baru atau modern. Ini bukan murni sosialisme, karena yang mencakup hanya tanah dan isinya belaka.
Dan sosialisme yang dikehendaki oleh islam adalah state-sosialisme dan industrie-sosialisme. Sosialisme yang dimana Negara adalah yang mengatur sendi-sendi kesejahteraan untuk masyarakat, segala hasil pekerjaan akan di kelola oleh Negara. Jika Negara tersebut adalah sosialis, seluruh industri (pabrik, kerajinan dll) diatur seluas-luasnya dengan sosialis.
C.    Sosialisme dalam islam
Dasar sosialisme ada dua ;
1.      Adanya persatuan, sebuah penggalan ayat Al-Hujarat ayat sepuluh yang memiliki arti “sesungguhnya seluruh umat manusia adalah bersaudara”. Dasar persatuan inilah yang menciptakan persaudaraan, bisa juga diartikan bahwa semua derajat ummat islam adalah sama tergantung iman seseorang. Nabi pernah bersabda yang berbunyi :“Tuhan telah menghilangkan kecongkakan dan kesombongan di atas asal turunan yang tinggi. Seorang Arab tidak mempunyai ketinggian atau kebesaran yang melebihi seorang asing, melainkan barang apa yang telah yakin bagi dia karena takut dan baktinya kepada Tuhan”.
2.      Adanya perdamaian, islam berasal dari kata salam yang berarti selamat. Keselamatan akan melahirkan perdamaian. Ada beberapa makna tentang islam itu sendiri :
a)      Islam –menurut pokok kata “Aslama” –maknanya: menurut kepada Allah dan kepada utusannya dan kepada pemerintahan yang dijadikan dari pada umat Islam. (“Ya ayyuhalladzina amanu athi’ulloha wa’athi urrosula waulilamri minkum”)
b)      Islam –menurut pokok kata “Salima” –maknanya: selamat. Tegasnya: apabila orang dengan sungguh-sungguh menjalankan perintah-perintah agama Islam, maka tak boleh tidak ia akan mendapat keselamatan di dunia dan keselamatan di akhirat, karena orang Islam itu harus bertabi’at selamat, begitulah menurut hadist sabda Nabi kita yang suci Mohammad s.a.w.: “Afdhalul mukminina islaman man salimal muslimuna min lisanihi wayadihi”, artinya: orang mukmin yang teranggap utama dalam pada menjalankan agama Islam, ialah mereka yang mempunyai tabi’at selamat yang menyelamatkan sekalian orang Islam, karena dari pada bicaranya dan tangannya.
c)      Islam, menurut pokok-kata “Salmi” –maknanya: rukun. Tegasnya: orang yang menjalankan agama Islam haruslah rukun. (An aqimuddina wala tatafarraq fiha”, artinya: Hendaklah (kamu) mendirikan agama (Islam) dan janganlah (kamu) sama berselisihan.
d)     Islam, menurut pokok-kata “Sulami”– maknanya: tangga, ialah tangga atau tingkat-tingkat untuk mencapai keluruhan dunia dan keluruhan akhirat. Jikalau orang Islam dengan sungguh-usngguh menjalankakn agamanya, maka tak boleh tidak mereka akan mencapai derajat yang tinggi sebagai yang telah di jalankan oleh khulafaurrasyidin.

Sifat sosialisme dalam islam juga ada dua ; 1. Dermawan, dalam islam sifat dermawan telah diatur dalam bentuk wajib dan sukarela : zakat, infak dan shodaqoh. 2, Persaudaraan, dalam islam di buktikan dengan ketidaksetujuan islam dengan perbudakan karena semua manusia adalah sama derajat dalam dunia.
Dalam paham sosialisme, ada tiga anasir : kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan :
1.      Kemerdekaan, tiap orang islam tidak dianjurkan untuk takut kepada apapun dan kepada siapapun jua selain takut kepada allah semata. Laa khaula wa laa kuwwata illa billa (tiada pertolongan dan kekuatan selain dari allah semata).
2.      Persamaan, dalam islam tidak mengenal kelas-kelas. Mereka adalah sama bersaudara dan setara.
3.      Persaudaraan, dalam Al Quran telah diajurkan untuk memegang tali allah yaitu tali persuadaraan, dan dilarang untuk bercerai-berai dan disuruh untuk mengingat akan kemurahan tuhan kepada umat islam.
Sosialisme tidak mengarah ke egoisme dan materialisme sehingga membutuhkan sosialisme islam. islam sebagai penopang dan sebagai landasan untuk menciptakan kesejahteraan. Dan dalam buku ini kekurangannhya adalah hanya menyampaikan materi yang normatif dan bukan parksis sehingga untuk menjalankannya butuh penafsiran lagi.
D.    Tanggapan peserta
-          Romi : sosialisme adalah orang-orang yang tidak ingin rakyat miskin menderita atau orang-orang yang pengen “hidup”. Sosialisme berbeda dengan komunisme karena komunisme lebih terpaku pada ekonomi dan pokitik. Sedangkan sosialisme lebih luas lagi, sosialisme masuk kedalam sendi-sendi kehidupan. Pertanyaannya, apa maksud Partai Sosialisme Indonesia masuk kedalam bursa organisasi Kanan dalam sejarahnya?
-          Hanif : sosialisme banyak tahap perkembangannya bahkan sebelum Marx, telah ada sosialisme namun sangat utopis yang tujuannya masih matrialiastik dan tidak terstuktur. Nah sebenarnya, buku HOS ini nyaris sama dengan buku Tauhid Sosialnya Amien Rais namun Amien Rais lebih praksis.
-          Romi : (tanya) bisakah Zakat, Infaq dan Shodaqoh mengentaskan kemiskinan dan melawan kapitalisme?
-          Hanif : bisa, sekarang kita lihat, negara kapitalis mana yang angka kemiskinannya tinggi?
-          Romi : iya negara kapitalis mana yang tingkat kemiskinannya tinggi? Tapi bukan mereka yang miskin, tapi negara yang mereka “jajah” itu yang miskin. Contoh, indonesia di keruk oleh amerika, amerika sekarang bukan negara miskin tapi indonesia angka kemiskinannya tinggi. Kalo menurutku juga sulit, karena prinsip kapitalisme ada tiga ; akumulasi, expansi dan explorasi. Sehingga kalau ingin melawan kapitalisme harus melawan tiga prinsip itu juga.
-          Qolbi : menurutku juga sulit, namun pasti bisa. Karena dalam islam, sistem kepemilikan harta ada 3 jenis ; pribadi, umum dan negara.
-          Nana : (tanya) mohon maaf ya mau nanya dan nyela pertanyaan yang masih panas, kenapa indonesia tidak menjadi negara sosialis? Padahal tokoh-tokoh indonesia banyak yang berpaham sosialis?
-          Hanif : sebenarnya negara kita sudah menerapkan sosialisme di indonesia, contoh adalah penerapan BUMN, juga koperasi dll.
-          Romi : (kembali ke masalah ZIS)
-          Aan : sebenarnya bisa, konsep zakat Yusuf mansur. Jadi kita mengumpulkan harta para dermawan kemudian ketika harta cukup kita mengakuisisi perusahaan tertentu sehingga kita memiliki (ya minimal satu) perusahaan yang tidak kapitalis.
-          Hanif : (tanya) apakah islam yang sosialis atau sosialis yang islam?
-          Qolbi : nilai-nilai islam itu yang sosialis.
-          Hanif : (zakat) aku pikir, kita harus mengentaskan “perut” dahulu baru mengentaskan diluar “perut”. Sehingga ketika kita kenyang, sudah tidak ada masalah lagi hehe.
Dan diskusi berakhir dan diakhiri dengan kata penutup : “berhentilah makan sebelum kenyang” mengambil dari perkataan H.O.S. Tjokroaminoto.


[1] http://profil.merdeka.com/indonesia/r/raden-hadji-oemar-said-tjokroaminoto/

Kamis, 14 April 2016

Malapetaka Di Indonesia - Max Lane ; Notulensi Ngobook (Ngobrol Buku) #3

Notulensi NGOBOOK :
Bedah buku : Malapetaka Di Indonesia - Max Lane
            Pemantik : Romi Maulana (kader IMM FH UMY 2013)
            Notulensi oleh : Fajri "boncel" Fauzi (kader IMM FP UMY 2013)
 

Tempat di Angkringan Kangharjo Sotosewu
            Pukul 23 :17 wib tgl 13 April 2016



Malapetaka Di Indonesia - Max Lane
Indonesia, sebuah negara yang memiliki banyak kekayaan alam dari Sabang sampai Merauke, yang terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama. Sejarah Indonesia masih memiliki banyak titik yang diliputi kegelapan. Salah satu yang paling hitam adalah periode sebelum 1965 hingga beberapa saat sebelum Orde Baru berdiri. Seperti yang sudah diketahui banyak orang, pada september 1965 terjadi nya penculikan dan pembunuhan terhadap enam jenderal dan satu perwira muda di Jakarta. Sementara di Yogyakarta, dua perwira menengah juga diculik dan dibunuh. Peristiwa ini kemudian menjadi pemicu atau dalih dari rentetan peristiwa lain yang lebih besar yaitu pembantaian rakyat yang dianggap sebagai pengikut Partai Komunis Indonesia ( PKI ), pembubaran PKI, penggulingan Soekarno dan berdirinya Orde Baru. Pasca memenangi perang melawan penjajahan dari jepang pada saat itu, terjadi kekosongan kekuasaan di wilayah Indonesia dan tidak ada lagi aparat negara yang menindas, berbagai elemen dari semua kelas di masyarakat Indonesia mengorganisir diri ke dalam kelompok-kelompok radikal. PKI sendiri dibangun ulang pada oktober 1945 setelah ditindas dan dibubarkan oleh belanda pada 1927. Proses pematangan radikalisme menyebar ke seluruh negerei dengan bermacam-macam formasi kelompok sosialis dan komunis, juga organ buruh dan tani. Pasca 1945 adalah satu-satunya periode ketika para anggota PKI dan kalangan komunis lain bisa masuk sebagai anggota riil kabinet. Sesudah 1960, D.N Aidit dan seorang tokoh senior PKI pernah menjadi bagian dari kabinet tetapi hanya sebagai Wakil Ketua Parlemen. Kursi PKI dan kaum kiri lainnya di kabinet-kabinet awal sebagian besar di peroleh lewat mediasi Soekarno. Mengingat pekatnya pengaruh golongan kiri dan kecenderungan Soekarno untuk mendukung mereka, kekuatan-kekuatan politik sipil anti-komunis pun lantas menggantungkan diri kepada militer anti-komunis sebagai pertahanan. Dari tahun 1947-1948, begitu sering terjadi benturan antara Angkatan Darat dan kelompok-kelompok gerilya sayap kiri yang bertitik puncak pada bentrokan besar antara pasukan tentara dan pasukan PKI di Madiun. Dasawarsa berikutnya benar-benar membeberkan bukti-bukti melimpah terkait dengan kekerasan dan sikap reaksioner tentara Indonesia. Pada tahun 1951 tentara mengklaim akan adanya kup dan memakai hal itu sebagai alasan untuk menangkap 2000 anggota PKI, tahun 1952 tentara mengepung Istana Presiden dengan meriam dan menuntut Soekarno membubarkan pemerintahan dan pada tahun 1956-1957 elemen-elemen sayap kanan didalam tubuh tentara merebut kekuasaan atas sebagian provinsi dan menangkap para aktivis serikat pekerja dan aktivis kiri. Kelompok ino kemudian membentuk Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), yang didukung oleh beberapa pimpinan partai politik anti-komunis, terutama Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) dan Partai Sosialis Indonesia.
Sejarah kaum kiri, PKI dan hubungan antara Soekarno dan golongan kiri selama masa perang melawan Belanda pada 1945-1949 masih rumit dan tetap diperdebatkan. Ketika tentara Indonesia yang muncul pada 1940an dan kemudian dikonsolidasikan siap dan sanggup melakukan pembunuhan besar-besaran terhadap kaum kiri. Ini menjadi pelajaran penting dalam kasus Madiun dan pelajaran itu tidak akan dilupakan oleh golongan kiri pada periode 1945-1965. Masih ada begitu banyak pertanyaan yang belum terjawab seputar Soekarno, PKI, dan partai-partai lainnya, tentara dan kehidupan politik Indonesia, baik ditingkat elit dan rakyat disaat itu.

Islam dan Akal Merdeka - M. Natsir ; Notulensi Ngobook (Ngobrol Buku) #2

Manusia merupakan makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna,karena manusia satu-satunya ciptaan Allah SWT yang dibekali dengan akal,sudah menjadi keharusan bagi kita untuk meletakkan akal pada tempat yang terhormat dan menjadikan akal itu sebagai salah satu alat untuk mengetahui Tuhan.
Dalam setiap ayat yang ada di al-qur'an, pasti bagi setiap orang yang membacanya akan merasakan dorongan yang begitu besar untuk memakai akal dan mempergunakan pikiran sebagai satu nikmat Tuhan yang tidak ternilai harganya.Orang islam diwajibkan menggunakan akal untuk memikirkan ayat-ayat Al-Qur'an supaya mengerti maksud dan tujuannya,karena ayat-ayat Al-Qur'an itu diturunkan untuk mereka yang mau berfikir, mau mengambil makna, mau mengetahui dan mau beristinbath.Hal ini tertulis dalam Q.S. Al An'am :98 yang berbunyi "Sesungguhnya Kami terangkan ayat-ayat ini sejelas-jelasnya bagi orang-orang yang mau mengerti".
Islam sangat melarang umatnya yang tidak mempergunakan akalnya, orang-orang yang terikat pikirannya dengan kepercayaan dan paham-paham yang tidak berdasar kepada dasar yang benar, yaitu mereka yang tidak mau memeriksa apakah kepercayaan dan paham yang dianut mereka itu benar dan berdasar kepada kebenaran atau tidak.
Artinya Islam melarang bertaqlid kepada paham atau ajaran yang tidak berdasar kepada Wahyu Allah,ini di tegaskan dalam Q.S. Bani Israil :36 " Dan janganlah engkau turut saja apa yang engkau tidak mempunyai pengetahuan atasnya, karena sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati itu, semuanya akan ditanya tentang itu".
Dalam Islam akal tidak ditindas dan dipaksa, tapi dipergunakan dan di beri jalan untuk ketinggian dan keluhuran manusia,"Akal Merdeka" harus di dasari dengan pondasi Tauhid yang kuat agar nantinya akal merdeka bisa memperkuat dan memperteguh iman kita, menambah khusyu' dan tawadhu kita terhadap kebesaran Allah SWT,karena akal merdeka tanpa di dasari pondasi tauhid yang kuat bisa juga membongkar tiang-tiang agama dan melangkahi batas nilai-nilai agama, Akal merdeka ibarat api yang mungkin berbentuk lampu yang gemerlapan memimpin kita dari gelap-gulita kepada terang benderang, tapi mungkin juga ia menyala berkobar-kobar membakar apa yang ada di sekitarnya.

Notulensi NGOBOOK
Tempat di burjo Eka Sari
Pukul 23 :17 wib tgl 01 April 2016

Bedah buku : Islam dan Akal Merdeka - M. Natsir
Pemantik : Alief Yoga Dhiyaul Haq (kader IMM FAI UMY 2013)
Notulensi oleh : Affan Qolbi (kader IMM FISIP UMY 2013)


Selasa, 12 April 2016

PERKADERAN ; PERSOALAN PENTING YANG BIASA TIDAK DIANGGAP PENTING

Berbicara tentang organisasi yang besar seperti IMM ini bukanlah sebuah pekerjaan yang gampang. Entah karena terlalu sempurnakah organisasi ini sehingga sulit mencari celah untuk di kritik atau semakin besar organisasi ini malah semakin besar pula keburukan yang terdapat didalamnya sehingga “malas” untuk membicarakan. Terlewat dari kedua asumsi tadi, saya tetap akan membicarakan organisasi besar ini, entah nanti hal yang didapat objektif ataupun subjektif, biarlah khalayak yang menilai.
Setelah memasuki tahun ketiga di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ini, aku banyak mendapat tahu sekaligus banyak juga mendapat pilu. Kiprah atau perjalanan di Ikatan ini aku awali di tingkat terbawah organisasi ini, yaitu komisariat. Salah satu komisariat yang bisa dikatakan paling “alim” diantara yang lainnya, komisarita Fakultas Agama Islam UMY, satu diantara beberapa komisariat dibawah payung Pimpinan Cabang IMM Abdul Razak Fachruddin Kota Yogyakarta. Setelah melewati perkaderan formal tingkat dasar, Darul Arqom Dasar (DAD), tahun ketiga ini adalah massa dimana aku sekaligus teman sejawad seangkatan mendapat  tambahan amanah yaitu menjadi pimpinan. Mengurusi seratusan anak manusia yang menjadi tanggung jawab sehingga sesuai dengan tujuan ikatan bukanlah sebuah pekerjaan yang bisa di kerjakan semalam saja, sebagaimana Bandung Bondowoso, namun butuh beberapa faktor sehingga sesuai dengan Idealitas.

Jumat, 25 Maret 2016

Hegemoni dan Negara - Antonio Gramsci ; Notulensi Ngobook (ngobrol buku) #1

"Sejarah manusia adalah perjuangan kelas" marx
Antonio gramsci salah satu pejuang kelas(relasi seseorang terhadap alat produksi) di italia. Gramsci banyak mereduksi teori-teori dari marxis namun terdapat penambahan dari teori negara. Dalam perkembangan pemikiran gramsci tentang hegemoni, tidak bisa dilepaskan dari pertarungan dialektika yang di mulai dari munculnya teori negara naturalis yang di bangun oleh jhon lock dkk. Walaupun teori ini untuk menghancurkan pengaruh teologis(greja) namun teori ini muncul dari kalangan borjuis yang mengedepankan hak pribadi(milik) sebagai gerbang awal kebangkitan kapitalisme dan liberalisme. Selain teori naturalis pengaruh yang tak bisa dilepaskan oleh konsep filsafat hagel tentang dialektika dengan tujuan mencapai ide universal negara sebagai roh objektif sehingga masyarakat harus tunduk kepada negara dan negara yang membangun masyarakat. Konsep ini sangat idealis. Namun berbeda dengan marx yang memiliki konsep matrialis yang bertentangan dengan idealis. Marx memandang kondisi material yang mempengaruhi objektifitas /masyarakat yang membangun negara bukan negara yang membangun masyarakat. Marx tidak menolak seluruh konsep filsafat hegel , namun memakai konsep diakektika dan historisnya sehingga muncul MDH/matrialisme dialektika historis. Walaupun marx mulai membangun kesadaran perjuangan kelas. Namun belum lengkap dengan ditambahnya pola pola praksis dari teori marxis oleh lenin. Sehingga munculah revolusi kelas pertama di rusia yang di sebut sebagai revolusi bolshevik. Dengan demikian revolusi menjadi agenda besar dunia dalam perjuangan kelas(leninisme-marxisme)