Sabtu, 16 April 2016

ISLAM DAN SOSIALISME – HOS TJOKROAMINOTO ; Notulensi Ngobook (Ngobrol Buku) #4

Notulensi NGOBOOK :
Bedah buku : Islam dan Sosialisme - HOS Tjokroaminoto
Pemantik : Affan Qolbi (kader IMM FISIP UMY 2013)
Notulensi oleh : Alief Yoga DH (kader IMM FAI UMY 2013)
Tempat di Angkringan Kangharjo Sotosewu
Pukul 23 :17 wib tgl 15 April 2016
 
ISLAM DAN SOSIALISME – HOS TJOKROAMINOTO
A.    Biografi singkat
Salah satu pahlawan pergerakan nasional yang dikenal dengan nama Raden Hajdi Oemar Said Tjokroaminoto dilahirkan pada tanggal 16 Agustus 1882 di Desa Bukur, Madiun, Jawa Timur, Indonesia.
H.O.S Tjokroaminoto masuk pangreh praja setelah dia menamatkan studi di OSVIA, Magelang pada tahun 1990. Kurang lebih selama 7 tahun ia bergabung dalam keanggotaan pangreh praja, kemudian ia keluar di tahun 1907 karena sistem pendidikan di sana yang dinilai berbau feodal.
Di Indonesia, dia adalah ketua dari Sarekat Islam (SI) di Surabaya. Dia mulai bergabung dengan Sarekat Islam sejak bulan Mei 1912. Sebelum menjabat sebagai ketua SI, dia bekerja sebagai teknisi di Pabrik Gula Rogojampi. Selain sebagai pimpinan SI, dia dianggap guru yang patut diteladani. Ajaran dan didikannya terhadap muridnya melahirkan beberapa tokoh nasional lain, seperti : Kartosuwiryo (berhaluan agamis), Muso Alimin (berhaluan sosialis/komunis), dan Soekarno (berhaluan nasionalis). Soekarno, salah satu murid H.O.S Cokroaminoto, adalah tokoh proklamator dan nasionalis yang menjabat sebagai presiden pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedangkan Muso merupakan pelopor pemberontakan PKI di Madiun, Indonesia. Muridnya yang lain, Kartosuwiroyo, yang menginginkan terbentuknya Negara Islam Indonesia menjadi dalang dari gerakan DI/TII.
H.O.S Tjokroaminoto sempat ditangkap oleh Belanda di bulan Agustus 1921. Cukup setahun dia harus tinggal dibalik jeruji besi, kemudian dia dibebaskan di bulan April 1922. Setelah bebas, ia mendirikan markas di Kedung Jati di tahun 1922. Di tahun yang sama, ia juga mendirikan Pembangunan Persatuan.
Di bulan September 1922, dia mulai menulis dan menerbitkan sebuah artikel berseri berjudul "Islam dan Sosialisme" di Soeara Boemiputera. H.O.S Tjokroaminoto menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 17 Desember 1934 di Yogyakarta, Indonesia, karena penyakit yang dideritanya. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Pekuncen, Yogyakarta, Indonesia[1].
B.     Sosialisme
Berawal dari bahasa latin “socius”, maknanya dalam bahasa belanda : maker; dalam bahasa melayu: teman; dalam bahasa jawa: kita; dan dalam bahasa arab : sahabat. Jadi dalam paham sosialisme, berakar angan-angan yang nikmat, yaitu : kameraadschap; pertemanan; muhasabah atau muasyarah kekancan. Sosialisme mengutamakan paham “pertemanan” atau “persahabatan” dan bertentangan dengan “individualisme”. Sosialisme menhendaki cara hidup “ satu untuk semua dan semua untuk satu”, atau dengan kalimat lain yaitu cara hidup yang hendak mempertunjukkan kita bahwa memikul tanggung jawab atau perbuatan kita satu sama lain. Atau dengan mudah kita pahami, sosialisme menghendaki “hasil alat produksi adalah milik bersama” kemudian “hasil tersebut di atur dengan memenuhi persyaratan hajat hidup orang banyak”.
Menurut HOS Tjokroaminoto, sosialisme memiliki empat kecondongan atau jenis :
1.      Social-democratie : menghendaki bahwa hajat hidup orang banyak, gemeenschap, di atur oleh satu kepala pemerintahan yang dipilih secara demokratis.
2.      Anarchisme : menghendaki gemeenschap itu bukan untuk manusia yang hidup bersama, tapi hanya golongan-golongan pekerja belaka.
3.      Staats-sosialisme : yaitu sosialisme yang di atur oleh Negara.
4.      Akker-sosialisme : yaitu sosialisme baru atau modern. Ini bukan murni sosialisme, karena yang mencakup hanya tanah dan isinya belaka.
Dan sosialisme yang dikehendaki oleh islam adalah state-sosialisme dan industrie-sosialisme. Sosialisme yang dimana Negara adalah yang mengatur sendi-sendi kesejahteraan untuk masyarakat, segala hasil pekerjaan akan di kelola oleh Negara. Jika Negara tersebut adalah sosialis, seluruh industri (pabrik, kerajinan dll) diatur seluas-luasnya dengan sosialis.
C.    Sosialisme dalam islam
Dasar sosialisme ada dua ;
1.      Adanya persatuan, sebuah penggalan ayat Al-Hujarat ayat sepuluh yang memiliki arti “sesungguhnya seluruh umat manusia adalah bersaudara”. Dasar persatuan inilah yang menciptakan persaudaraan, bisa juga diartikan bahwa semua derajat ummat islam adalah sama tergantung iman seseorang. Nabi pernah bersabda yang berbunyi :“Tuhan telah menghilangkan kecongkakan dan kesombongan di atas asal turunan yang tinggi. Seorang Arab tidak mempunyai ketinggian atau kebesaran yang melebihi seorang asing, melainkan barang apa yang telah yakin bagi dia karena takut dan baktinya kepada Tuhan”.
2.      Adanya perdamaian, islam berasal dari kata salam yang berarti selamat. Keselamatan akan melahirkan perdamaian. Ada beberapa makna tentang islam itu sendiri :
a)      Islam –menurut pokok kata “Aslama” –maknanya: menurut kepada Allah dan kepada utusannya dan kepada pemerintahan yang dijadikan dari pada umat Islam. (“Ya ayyuhalladzina amanu athi’ulloha wa’athi urrosula waulilamri minkum”)
b)      Islam –menurut pokok kata “Salima” –maknanya: selamat. Tegasnya: apabila orang dengan sungguh-sungguh menjalankan perintah-perintah agama Islam, maka tak boleh tidak ia akan mendapat keselamatan di dunia dan keselamatan di akhirat, karena orang Islam itu harus bertabi’at selamat, begitulah menurut hadist sabda Nabi kita yang suci Mohammad s.a.w.: “Afdhalul mukminina islaman man salimal muslimuna min lisanihi wayadihi”, artinya: orang mukmin yang teranggap utama dalam pada menjalankan agama Islam, ialah mereka yang mempunyai tabi’at selamat yang menyelamatkan sekalian orang Islam, karena dari pada bicaranya dan tangannya.
c)      Islam, menurut pokok-kata “Salmi” –maknanya: rukun. Tegasnya: orang yang menjalankan agama Islam haruslah rukun. (An aqimuddina wala tatafarraq fiha”, artinya: Hendaklah (kamu) mendirikan agama (Islam) dan janganlah (kamu) sama berselisihan.
d)     Islam, menurut pokok-kata “Sulami”– maknanya: tangga, ialah tangga atau tingkat-tingkat untuk mencapai keluruhan dunia dan keluruhan akhirat. Jikalau orang Islam dengan sungguh-usngguh menjalankakn agamanya, maka tak boleh tidak mereka akan mencapai derajat yang tinggi sebagai yang telah di jalankan oleh khulafaurrasyidin.

Sifat sosialisme dalam islam juga ada dua ; 1. Dermawan, dalam islam sifat dermawan telah diatur dalam bentuk wajib dan sukarela : zakat, infak dan shodaqoh. 2, Persaudaraan, dalam islam di buktikan dengan ketidaksetujuan islam dengan perbudakan karena semua manusia adalah sama derajat dalam dunia.
Dalam paham sosialisme, ada tiga anasir : kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan :
1.      Kemerdekaan, tiap orang islam tidak dianjurkan untuk takut kepada apapun dan kepada siapapun jua selain takut kepada allah semata. Laa khaula wa laa kuwwata illa billa (tiada pertolongan dan kekuatan selain dari allah semata).
2.      Persamaan, dalam islam tidak mengenal kelas-kelas. Mereka adalah sama bersaudara dan setara.
3.      Persaudaraan, dalam Al Quran telah diajurkan untuk memegang tali allah yaitu tali persuadaraan, dan dilarang untuk bercerai-berai dan disuruh untuk mengingat akan kemurahan tuhan kepada umat islam.
Sosialisme tidak mengarah ke egoisme dan materialisme sehingga membutuhkan sosialisme islam. islam sebagai penopang dan sebagai landasan untuk menciptakan kesejahteraan. Dan dalam buku ini kekurangannhya adalah hanya menyampaikan materi yang normatif dan bukan parksis sehingga untuk menjalankannya butuh penafsiran lagi.
D.    Tanggapan peserta
-          Romi : sosialisme adalah orang-orang yang tidak ingin rakyat miskin menderita atau orang-orang yang pengen “hidup”. Sosialisme berbeda dengan komunisme karena komunisme lebih terpaku pada ekonomi dan pokitik. Sedangkan sosialisme lebih luas lagi, sosialisme masuk kedalam sendi-sendi kehidupan. Pertanyaannya, apa maksud Partai Sosialisme Indonesia masuk kedalam bursa organisasi Kanan dalam sejarahnya?
-          Hanif : sosialisme banyak tahap perkembangannya bahkan sebelum Marx, telah ada sosialisme namun sangat utopis yang tujuannya masih matrialiastik dan tidak terstuktur. Nah sebenarnya, buku HOS ini nyaris sama dengan buku Tauhid Sosialnya Amien Rais namun Amien Rais lebih praksis.
-          Romi : (tanya) bisakah Zakat, Infaq dan Shodaqoh mengentaskan kemiskinan dan melawan kapitalisme?
-          Hanif : bisa, sekarang kita lihat, negara kapitalis mana yang angka kemiskinannya tinggi?
-          Romi : iya negara kapitalis mana yang tingkat kemiskinannya tinggi? Tapi bukan mereka yang miskin, tapi negara yang mereka “jajah” itu yang miskin. Contoh, indonesia di keruk oleh amerika, amerika sekarang bukan negara miskin tapi indonesia angka kemiskinannya tinggi. Kalo menurutku juga sulit, karena prinsip kapitalisme ada tiga ; akumulasi, expansi dan explorasi. Sehingga kalau ingin melawan kapitalisme harus melawan tiga prinsip itu juga.
-          Qolbi : menurutku juga sulit, namun pasti bisa. Karena dalam islam, sistem kepemilikan harta ada 3 jenis ; pribadi, umum dan negara.
-          Nana : (tanya) mohon maaf ya mau nanya dan nyela pertanyaan yang masih panas, kenapa indonesia tidak menjadi negara sosialis? Padahal tokoh-tokoh indonesia banyak yang berpaham sosialis?
-          Hanif : sebenarnya negara kita sudah menerapkan sosialisme di indonesia, contoh adalah penerapan BUMN, juga koperasi dll.
-          Romi : (kembali ke masalah ZIS)
-          Aan : sebenarnya bisa, konsep zakat Yusuf mansur. Jadi kita mengumpulkan harta para dermawan kemudian ketika harta cukup kita mengakuisisi perusahaan tertentu sehingga kita memiliki (ya minimal satu) perusahaan yang tidak kapitalis.
-          Hanif : (tanya) apakah islam yang sosialis atau sosialis yang islam?
-          Qolbi : nilai-nilai islam itu yang sosialis.
-          Hanif : (zakat) aku pikir, kita harus mengentaskan “perut” dahulu baru mengentaskan diluar “perut”. Sehingga ketika kita kenyang, sudah tidak ada masalah lagi hehe.
Dan diskusi berakhir dan diakhiri dengan kata penutup : “berhentilah makan sebelum kenyang” mengambil dari perkataan H.O.S. Tjokroaminoto.


[1] http://profil.merdeka.com/indonesia/r/raden-hadji-oemar-said-tjokroaminoto/

0 komentar:

Posting Komentar