Notulensi NGOBOOK :
Bedah buku : Islam dan Sosialisme - HOS Tjokroaminoto
Pemantik : Affan Qolbi (kader IMM FISIP UMY 2013)
Notulensi oleh : Alief Yoga DH (kader IMM FAI UMY 2013)
Bedah buku : Islam dan Sosialisme - HOS Tjokroaminoto
Pemantik : Affan Qolbi (kader IMM FISIP UMY 2013)
Notulensi oleh : Alief Yoga DH (kader IMM FAI UMY 2013)
Tempat di Angkringan Kangharjo Sotosewu
Pukul 23 :17 wib tgl 15 April 2016
Pukul 23 :17 wib tgl 15 April 2016
ISLAM DAN SOSIALISME – HOS TJOKROAMINOTO
A.
Biografi singkat
Salah satu pahlawan pergerakan nasional yang dikenal dengan nama
Raden Hajdi Oemar Said Tjokroaminoto dilahirkan pada tanggal 16 Agustus 1882 di
Desa Bukur, Madiun, Jawa Timur, Indonesia.
H.O.S Tjokroaminoto masuk pangreh praja setelah dia menamatkan studi
di OSVIA, Magelang pada tahun 1990. Kurang lebih selama 7 tahun ia bergabung
dalam keanggotaan pangreh praja, kemudian ia keluar di tahun 1907 karena sistem
pendidikan di sana yang dinilai berbau feodal.
Di Indonesia, dia adalah ketua dari Sarekat Islam (SI) di Surabaya.
Dia mulai bergabung dengan Sarekat Islam sejak bulan Mei 1912. Sebelum menjabat
sebagai ketua SI, dia bekerja sebagai teknisi di Pabrik Gula Rogojampi. Selain
sebagai pimpinan SI, dia dianggap guru yang patut diteladani. Ajaran dan didikannya
terhadap muridnya melahirkan beberapa tokoh nasional lain, seperti :
Kartosuwiryo (berhaluan agamis), Muso Alimin (berhaluan sosialis/komunis), dan
Soekarno (berhaluan nasionalis). Soekarno, salah satu murid H.O.S Cokroaminoto,
adalah tokoh proklamator dan nasionalis yang menjabat sebagai presiden pertama
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedangkan Muso merupakan pelopor
pemberontakan PKI di Madiun, Indonesia. Muridnya yang lain, Kartosuwiroyo, yang
menginginkan terbentuknya Negara Islam Indonesia menjadi dalang dari gerakan
DI/TII.
H.O.S Tjokroaminoto sempat ditangkap oleh Belanda di bulan Agustus
1921. Cukup setahun dia harus tinggal dibalik jeruji besi, kemudian dia
dibebaskan di bulan April 1922. Setelah bebas, ia mendirikan markas di Kedung
Jati di tahun 1922. Di tahun yang sama, ia juga mendirikan Pembangunan
Persatuan.
Di bulan September 1922, dia mulai menulis dan menerbitkan sebuah
artikel berseri berjudul "Islam dan Sosialisme" di Soeara
Boemiputera. H.O.S Tjokroaminoto menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal
17 Desember 1934 di Yogyakarta, Indonesia, karena penyakit yang dideritanya.
Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Pekuncen, Yogyakarta,
Indonesia[1].
B.
Sosialisme
Berawal dari bahasa latin “socius”, maknanya dalam bahasa belanda :
maker; dalam bahasa melayu: teman; dalam bahasa jawa: kita; dan dalam bahasa
arab : sahabat. Jadi dalam paham sosialisme, berakar angan-angan yang nikmat,
yaitu : kameraadschap; pertemanan; muhasabah atau muasyarah kekancan.
Sosialisme mengutamakan paham “pertemanan” atau “persahabatan” dan bertentangan
dengan “individualisme”. Sosialisme menhendaki cara hidup “ satu untuk semua
dan semua untuk satu”, atau dengan kalimat lain yaitu cara hidup yang hendak
mempertunjukkan kita bahwa memikul tanggung jawab atau perbuatan kita satu sama
lain. Atau dengan mudah kita pahami, sosialisme menghendaki “hasil alat
produksi adalah milik bersama” kemudian “hasil tersebut di atur dengan memenuhi
persyaratan hajat hidup orang banyak”.
Menurut HOS Tjokroaminoto, sosialisme memiliki empat kecondongan
atau jenis :
1.
Social-democratie
: menghendaki bahwa hajat hidup orang banyak, gemeenschap, di atur oleh satu
kepala pemerintahan yang dipilih secara demokratis.
2.
Anarchisme
: menghendaki gemeenschap itu bukan untuk manusia yang hidup bersama, tapi
hanya golongan-golongan pekerja belaka.
3.
Staats-sosialisme : yaitu sosialisme yang
di atur oleh Negara.
4.
Akker-sosialisme : yaitu sosialisme baru
atau modern. Ini bukan murni sosialisme, karena yang mencakup hanya tanah dan isinya
belaka.
Dan
sosialisme yang dikehendaki oleh islam adalah state-sosialisme dan industrie-sosialisme.
Sosialisme yang dimana Negara adalah yang mengatur sendi-sendi kesejahteraan
untuk masyarakat, segala hasil pekerjaan akan di kelola oleh Negara. Jika
Negara tersebut adalah sosialis, seluruh industri (pabrik, kerajinan dll)
diatur seluas-luasnya dengan sosialis.
C. Sosialisme dalam islam
Dasar sosialisme ada dua ;
1. Adanya persatuan, sebuah penggalan ayat Al-Hujarat ayat sepuluh yang
memiliki arti “sesungguhnya seluruh umat manusia adalah bersaudara”. Dasar persatuan inilah yang
menciptakan persaudaraan, bisa juga diartikan bahwa semua derajat ummat islam
adalah sama tergantung iman seseorang. Nabi pernah bersabda yang berbunyi :“Tuhan telah menghilangkan kecongkakan dan
kesombongan di atas asal turunan yang tinggi. Seorang Arab tidak mempunyai
ketinggian atau kebesaran yang melebihi seorang asing, melainkan barang apa
yang telah yakin bagi dia karena takut dan baktinya kepada Tuhan”.
2.
Adanya
perdamaian, islam berasal dari kata salam yang berarti selamat. Keselamatan
akan melahirkan perdamaian. Ada beberapa makna tentang islam itu sendiri :
a) Islam –menurut pokok kata “Aslama” –maknanya: menurut
kepada Allah dan kepada utusannya dan kepada pemerintahan yang dijadikan dari
pada umat Islam. (“Ya ayyuhalladzina amanu athi’ulloha wa’athi urrosula
waulilamri minkum”)
b) Islam –menurut pokok kata “Salima” –maknanya: selamat.
Tegasnya: apabila orang dengan sungguh-sungguh menjalankan perintah-perintah
agama Islam, maka tak boleh tidak ia akan mendapat keselamatan di dunia dan
keselamatan di akhirat, karena orang Islam itu harus bertabi’at selamat,
begitulah menurut hadist sabda Nabi kita yang suci Mohammad s.a.w.: “Afdhalul
mukminina islaman man salimal muslimuna min lisanihi wayadihi”, artinya: orang
mukmin yang teranggap utama dalam pada menjalankan agama Islam, ialah mereka
yang mempunyai tabi’at selamat yang menyelamatkan sekalian orang Islam, karena
dari pada bicaranya dan tangannya.
c) Islam, menurut pokok-kata “Salmi” –maknanya: rukun.
Tegasnya: orang yang menjalankan agama Islam haruslah rukun. (An aqimuddina
wala tatafarraq fiha”, artinya: Hendaklah (kamu) mendirikan agama (Islam) dan
janganlah (kamu) sama berselisihan.
d) Islam, menurut pokok-kata “Sulami”– maknanya: tangga,
ialah tangga atau tingkat-tingkat untuk mencapai keluruhan dunia dan keluruhan
akhirat. Jikalau orang Islam dengan sungguh-usngguh menjalankakn agamanya, maka
tak boleh tidak mereka akan mencapai derajat yang tinggi sebagai yang telah di
jalankan oleh khulafaurrasyidin.
Sifat sosialisme dalam islam juga ada dua ; 1. Dermawan, dalam
islam sifat dermawan telah diatur dalam bentuk wajib dan sukarela : zakat,
infak dan shodaqoh. 2, Persaudaraan, dalam islam di buktikan dengan
ketidaksetujuan islam dengan perbudakan karena semua manusia adalah sama
derajat dalam dunia.
Dalam paham sosialisme, ada tiga anasir : kemerdekaan, persamaan
dan persaudaraan :
1.
Kemerdekaan,
tiap orang islam tidak dianjurkan untuk takut kepada apapun dan kepada siapapun
jua selain takut kepada allah semata. Laa khaula wa laa kuwwata illa billa (tiada
pertolongan dan kekuatan selain dari allah semata).
2.
Persamaan,
dalam islam tidak mengenal kelas-kelas. Mereka adalah sama bersaudara dan
setara.
3.
Persaudaraan,
dalam Al Quran telah diajurkan untuk memegang tali allah yaitu tali
persuadaraan, dan dilarang untuk bercerai-berai dan disuruh untuk mengingat
akan kemurahan tuhan kepada umat islam.
Sosialisme tidak mengarah ke egoisme dan materialisme sehingga
membutuhkan sosialisme islam. islam sebagai penopang dan sebagai landasan untuk
menciptakan kesejahteraan. Dan dalam buku ini kekurangannhya adalah hanya
menyampaikan materi yang normatif dan bukan parksis sehingga untuk
menjalankannya butuh penafsiran lagi.
D.
Tanggapan peserta
-
Romi
: sosialisme adalah orang-orang yang tidak ingin rakyat miskin menderita atau
orang-orang yang pengen “hidup”. Sosialisme berbeda dengan komunisme karena
komunisme lebih terpaku pada ekonomi dan pokitik. Sedangkan sosialisme lebih
luas lagi, sosialisme masuk kedalam sendi-sendi kehidupan. Pertanyaannya, apa
maksud Partai Sosialisme Indonesia masuk kedalam bursa organisasi Kanan dalam
sejarahnya?
-
Hanif
: sosialisme banyak tahap perkembangannya bahkan sebelum Marx, telah ada
sosialisme namun sangat utopis yang tujuannya masih matrialiastik dan tidak
terstuktur. Nah sebenarnya, buku HOS ini nyaris sama dengan buku Tauhid
Sosialnya Amien Rais namun Amien Rais lebih praksis.
-
Romi
: (tanya) bisakah Zakat, Infaq dan Shodaqoh mengentaskan kemiskinan dan melawan
kapitalisme?
-
Hanif
: bisa, sekarang kita lihat, negara kapitalis mana yang angka kemiskinannya
tinggi?
-
Romi
: iya negara kapitalis mana yang tingkat kemiskinannya tinggi? Tapi bukan
mereka yang miskin, tapi negara yang mereka “jajah” itu yang miskin. Contoh, indonesia
di keruk oleh amerika, amerika sekarang bukan negara miskin tapi indonesia
angka kemiskinannya tinggi. Kalo menurutku juga sulit, karena prinsip
kapitalisme ada tiga ; akumulasi, expansi dan explorasi. Sehingga kalau ingin
melawan kapitalisme harus melawan tiga prinsip itu juga.
-
Qolbi
: menurutku juga sulit, namun pasti bisa. Karena dalam islam, sistem
kepemilikan harta ada 3 jenis ; pribadi, umum dan negara.
-
Nana
: (tanya) mohon maaf ya mau nanya dan nyela pertanyaan yang masih panas, kenapa
indonesia tidak menjadi negara sosialis? Padahal tokoh-tokoh indonesia banyak
yang berpaham sosialis?
-
Hanif
: sebenarnya negara kita sudah menerapkan sosialisme di indonesia, contoh
adalah penerapan BUMN, juga koperasi dll.
-
Romi
: (kembali ke masalah ZIS)
-
Aan :
sebenarnya bisa, konsep zakat Yusuf mansur. Jadi kita mengumpulkan harta para
dermawan kemudian ketika harta cukup kita mengakuisisi perusahaan tertentu
sehingga kita memiliki (ya minimal satu) perusahaan yang tidak kapitalis.
-
Hanif
: (tanya) apakah islam yang sosialis atau sosialis yang islam?
-
Qolbi
: nilai-nilai islam itu yang sosialis.
-
Hanif
: (zakat) aku pikir, kita harus mengentaskan “perut” dahulu baru mengentaskan
diluar “perut”. Sehingga ketika kita kenyang, sudah tidak ada masalah lagi
hehe.
Dan diskusi berakhir dan diakhiri dengan kata penutup :
“berhentilah makan sebelum kenyang” mengambil dari perkataan H.O.S.
Tjokroaminoto.