Rabu, 09 Juli 2014

Rumah Gersang - Teruntuk Rahim Merah ku


Semua yang dahulu kita cita-cita cita kan
Akan kecermelangnya masadepan
Tentang kebersamaan
Tentang kesatuan
Tentang kekeluargaan
Dan tetang ikatan
            Saat kita terbuai dengan mesra
            Merajut sebuah harapan bersama
Seolah tak ada kuasa selain kita
Dan semua itu bak Nampak dalam setiap diri kita
Namun, masa yang dimana aku mengkhawatirkannya
Ketika tak ada jiwa-jiwa perajut asa
Ketika jiwa-jiwa itu pergi entah kemana
Pun sebelumnya mereka adalah bak anak surga
            Aku sedikit terhibur dalam hati
            Ketika semua berdalih masa transisi
            Menjanjikan surga-surga mimpi setelah ini
            Seakan masalah tadi hanya sebuah ilusi
Saat ini, puncak dari kekhawatiranku tentang ikatan
Semua yang telah terpendam menjadi kenyataan
Tak ada lagi satu jiwapun yang mempertanggung jawabkan
Semua telah menipu dengan dalih kesibukan
            Ini semua seakan seperti onani
            Setelah puas dan mereka tinggal pergi
            Orgasme tentang ikatan yang hanya berupa janji-janji
            Kepuasan yang di dapat kemudian mereka tinggal lari
            Apakah ini yang bernama Kuncup Melati?
Rumah kebersamaan selama ini telah sunyi
Ditinggal kawanan pencuri yang hanya mampir mastrubasi
Setelah semua telah berubah dan mereka pura-pura tuli
Kotor, berantakan, tak terurus, itulah rumah mu kini
            Sekarang akupun mengerti
Mereka tak ubahnya kawanan halusinasi
Mereka datang ketika tak ada resiko tinggi
Dan merekapun buta ketika ancaman menghampiri
Ah sudahlah,
Semoga Mereka, Aku, Dia dan Kamu sadar diri
Tentang kita yang telah berikrar janji
Sumpah suci berkomitmen dalam ikatan ini
Didalam ruang yang khidmat sepi
Ah sudahlah
Semoga kita tak lupa dengan sumpah suci kita
Tak berdalih dengan kesibukan yang tak bersalah
Pun kata taubat kan Tuhan terima
Dan semoga Tutan tetap berwenang pada Kita.
Rumah Gersang | Yogyakarta, 10 Juli 2014

0 komentar:

Posting Komentar