Kulihat deretan kuncup melati berbalut rindu
Tak sedikit kuncup melati yang menurutku baru
Yang hadir bersuka cita tanpa terlihat sendu
Berpuluh-puluh kuncup
melati bahagia
Terlihat satu dalam
warna
Pun, hanya aku yang
berbeda
Kerana ku sungguh
kecewa
Kuncup melati sembuhkanlah
Rasa kecewaku yang telah membara
Mungkin
Bukan salah rumah yang berdebu
Tapi, salah penghuni yang tak mau menyapu
Kawanan kuncup melati
Berserakam dalam warna
api
Semoga saja kita tak
sampai disini
Terbuai dalam
halusinasi
Tak disangka
Sepasang-pasang mata melihat dan tertuju pada kita
Memandang penuh seksama
Pun aku tak paham tentang apa itu amanah
Pun telah cukup ku bersaksi dan bersumpah
Di hadapan tiga anak manusia
Ini semua bagiku bualan
semata
Banyak dari mereka
Datang ketika gembira
ria
Yang sering aku bertanya-tanya,
Berapa puluh yang mala mini berbahagia?
Berapa puluh yang peduli ketika dertita mengancam
sesama?
Semoga ini sebagai awal
kita
Berlomba-lomba dalam
meraih asa
Untuk diri kita, agama
dan bangsa.
Ruang Sidang Gedung A.R. Fachrudin
unit B.
21 Mei 2014 | 21.27 WIB
0 komentar:
Posting Komentar